Penggunaan Microservices dengan Docker tidak asing kita dengar, Berbagai inovasi terbaru terus bermunculan untuk mempermudah pekerjaan, termasuk di pada teknologi perangkat lunak yang semakin canggih dalam meningkatkan efektivitas hingga stabilitas bisnis.
Salah satu software yang kian populer saat ini yaitu Microservices dan Docker yang mampu meningkatkan fleksibilitas, skalabilitas, dan portabilitas pada arsitektur aplikasi. Dalam penerapannya, dua konsep ini dapat menunjang kinerja aplikasi agar lebih fleksibel dan mudah dikelola.
Apa itu Microservices?
Microservices adalah jenis arsitektur perangkat lunak yang melibatkan pembagian aplikasi monolitik besar menjadi layanan yang lebih kecil dan independen yang dapat berkomunikasi satu sama lain melalui API. Setiap layanan dirancang untuk melakukan tugas atau fungsi tertentu, dan dapat diimplementasikan dan diskalakan secara independen dari layanan lainnya.
Dalam penggunaanya, Microservices biasanya diimplementasikan menggunakan container, yaitu lingkungan virtual yang ringan yang dapat dijalankan pada infrastruktur apa pun. Setiap container menjalankan satu layanan, yang berkomunikasi dengan layanan lain melalui API.
Microservices fokus dalam meningkatkan skalabilitas dan fleksibilitas dalam pengembangan perangkat lunak. Termasuk juga pada proses pengembang atau perubahan pada satu bagian pada aplikasi dapat dijalankan secara independen tanpa harus mengubah bagian lain aplikasi.
Baca juga : Meningkatkan Skalabilitas Aplikasi dengan Docker Swarm
Apa itu Docker?
Docker adalah platform open-source untuk mengembangkan, mengemas, dan menjalankan aplikasi di dalam kontainer yaitu lingkungan virtual yang terisolasi yang memungkinkan aplikasi berjalan tanpa tergantung pada sistem operasi host.
Penerapan Docker juga memungkinkan pengguna untuk menjalankan beberapa wadah secara bersamaan pada satu mesin, sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.
Selain itu Docker juga mampu mengintegrasikan aplikasi dan layanan ke dalam image Docker yang berisi semua sumber daya dan dependensi yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi atau layanan tersebut. Image Docker dapat digunakan untuk membuat kontainer yang berisi aplikasi atau layanan tersebut dan semua dependensinya.
Baca juga : Mengenal Software Developer
Contoh Penerapan Microservices dengan Docker
Selanjutnya, kita bahas contoh kasus penggunaan microservices dengan Docker. Seperti penerapannya dalam sebuah aplikasi e-commerce yang terdiri dari tiga layanan berbeda: layanan pembayaran, layanan pengiriman, dan layanan katalog.
-
Layanan Pembayaran
Layanan pembayaran dibangun menggunakan bahasa pemrograman Python dan menggunakan database MySQL untuk memproses pembayaran dari pelanggan.
Layanan ini dikemas dalam wadah Docker agar layanan dapat berjalan dengan lancar dan tidak terpengaruh oleh lingkungan yang berbeda. Layanan pembayaran ini juga dapat di-deploy secara independen dari layanan lainnya.
-
Layanan Pengiriman
Layanan pengiriman dibangun menggunakan bahasa pemrograman Go dan menggunakan database PostgreSQL untuk mengatur pengiriman barang kepada pelanggan.
Layanan ini juga dioperasikan dalam wadah Docker dan dapat di-deploy secara independen dari layanan lainnya.
-
Layanan Katalog
Layanan katalog dibangun menggunakan bahasa pemrograman Java dan menggunakan database MongoDB untuk untuk mengatur daftar produk yang dijual di toko online.
Layanan katalog ini dikemas dalam wadah Docker dan dapat di-deploy secara independen dari layanan lainnya.
Ketiga layanan ini berkomunikasi satu sama lain melalui antarmuka yang didefinisikan secara jelas. Sehingga ketika pelanggan melakukan pembelian, fitur pembayaran akan mengirimkan informasi pembayaran ke layanan pengiriman, yang kemudian akan mengatur pengiriman barang kepada pelanggan. Kemudian dilanjutkan dengan layanan katalog memberikan informasi produk yang dibeli oleh pelanggan.
Penerapan arsitektur microservices dan Docker, aplikasi e-commerce akan meningkatkan efisiensi dan skalabilitas, karena setiap layanan dikembangkan, diuji, dan di-deploy secara independen tanpa mempengaruhi layanan lainnya. Di samping itu, jika salah satu layanan mengalami masalah, pengembang dapat fokus untuk memperbaiki masalah tersebut tanpa mempengaruhi layanan lainnya.
Selain itu, Docker juga memungkinkan pengguna untuk dengan mudah melakukan scaling pada aplikasi. Khususnya jika terjadi peningkatan jumlah pelanggan, maka pengguna dapat menambahkan lebih banyak wadah Docker untuk setiap layanan untuk meningkatkan throughput dan memastikan aplikasi tetap berjalan lancar.
Baca juga : Pentingnya Privasi dan Perlindungan Data di Era Perkembangan Teknologi
Kesimpulan
Microservices dan Docker adalah dua konsep yang sangat berguna bagi organisasi yang ingin meningkatkan efisiensi dan skalabilitas aplikasi mereka. Seperti pada simulasi penggunaan microservices dengan Docker yang dapat diintegrasikan untuk meningkatkan performa dan kinerja perusahaan.
Saat ini arsitektur microservices dan penggunaan Docker telah menjadi semakin penting, terutama dalam pengembangan perangkat lunak modern. Dua konsep ini akan membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan skalabilitas aplikasi. Sangat penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan penerapan arsitektur microservices dan menggunakan Docker sebagai penunjang sistem bisnis Anda.