BLOG

10 Macam Frontend Framework dan Fungsinya

10 Macam Frontend Framework dan Fungsinya

Dalam pengembangan website seorang developer tidak harus melakukan keseluruhan proses dalam membangun sebuah perangkat, tetapi fokus pada bagian tertentu saja. Pekerjaan front end developer memerankan pembuatan gambar, menu, tombol dan interaksi antar situs maupun interaksi dengan pengguna. 

Fronted developer berperan agar suatu situs atau aplikasi dapat dilihat, berinteraksi dan pengguna bisa  mendapatkan informasi. Intinya, lebih ke arah ke tampilan web. Untuk  pengembangan web, seorang front end developer membutuhkan fronted framework.

Framework dapat membuat tampilan website menjadi lebih menarik dan cepat. Untuk itu di dalam artikel ini memuat berbagai macam frontend framework yang tentu memiliki kekurangan dan kelebihan yang bisa menjadi pertimbangan dalam penggunaannya. 

 

Apa Itu Fronted Framework ?

  • Definisi dan Konsep Dasar Frontend Framework

Frontend framework merupakan kerangka kerja seorang developer yang biasanya digunakan untuk membangun interaksi pengguna dengan situs web maupun aplikasi. Konsep dasar dari frontend framework ialah selain mengatur tampilan dan juga fungsionalitas User Interface (UI), yang mana membuat pengembang leluasa dalam membangun aplikasi.  DI dalam framework juga bisa melakukan pengaturan lainnya, mulai dari layout, gaya, interaksi sampai dengan respon untuk website maupun aplikasi. 

  • Perbedaan antara fronted framework dengan library 

frontend framework merupakan kerangka baik dalam bentuk alat dank kode untuk membuat tampilan website maupun aplikasi  menjadi lebih estetis, responsif dan interaktif. Sementara, library adalah kumpulan dari kode. 

Kenapa Menggunakan Frontend Framework?

  • Manfaat dan Alasan Utama Menggunakan Frontend Framework Dalam Pengembangan Web
    1. Pengembangan web dan aplikasi akan menjadi lebih mudah dan efisien.
    2. Mempermudah developer dalam bekerja, alasannya pada framework telah disediakan berbagai fitur.
    3. Banyak rekomendasi frontend framework yang terus berkembang dan memberikan layanan terbaik untuk developer.
    4. Meningkatkan kualitas User Interface (UI), karena developer tidak perlu bekerja dari awal.
    5. Tampilan dari web atau aplikasi akan menjadi lebih estetik.
    6. Developer bisa lebih efisien dalam mengerjakan hal lain, terutama tugas pokoknya dalam web atau aplikasi. 

Baca juga : React Native: Pengertian, Manfaat, Jenis, Kelebihan, dan Contohnya

Macam- Macam Fronted Framework

1. React

React menjadi salah satu frontend framework terbaik. Bukan tanpa alasan React memiliki kepopuleran di kalangan developer dengan unduhan mencapai 19,3 juta kali dari NPM dan 200 ribu lebih star di GitHub.  Sebagai perkenalan awal, React merupakan library javaScript yang berfungsi membangun interaksi terhadap pemakai User Interface (UI) yang interaktif. Kenapa dikatakan library? Sebab React sendiri telah menyediakan fungsi-fungsi yang bisa membangun UI, namun perlu ditekankan fungsi tersebut hanya bisa aktif ketika developer menggunakan fungsinya. 

Pada React ini pengguna boleh menggunakan sekreatif mungkin, sehingga ekosistem dari pemakainya menjadi lebih berkembang terutama ketika dipakai orang yang sudah mahir di bidang tersebut.  React sendiri dikembangkan oleh facebook tahun 2013 oleh Jordan Walked dan kini telah berkembang menjadi versi 18.2.0.

Fungsi: pertama, saat menggunakan fitur utama sesuai dengan namanya react yang dalam kutip “reactive”, memiliki kemampuan untuk bereaksi secara dinamis ketika terjadi interaksi atau perubahan data. Kedua, menggunakan virtual Document Object Model (DOM), dengan mengubah tampilan atau UI dalam halaman berdasarkan codingan html (DOM manipulation). Ketiga, terdapat komponen yang bisa digunakan kembali tujuannya memudahkan dalam pengembangan dan pemeliharaan proyek. Keempat, aplikasi lintas platform dengan menggunakan react native menjadi lebih terdukung dalam pengembangannya. 

2. Angular

Angular dirancang untuk membangun aplikasi web dengan tampilan kompleks. Sebagai framework javaScript yang dikembangkan oleh Google, Angular menyediakan fitur kuat guna mengembangkan aplikasi menjadi canggih dan responsif.  Di mana melalui Anggular dapat devlop untuk semua platform, memanipulasi HTML dan CSS dan menghubungkan data bersama tampilan melalui penggunaan binding.

Kelengkapan Angular diwarnai dengan fitur-fitur mulai dari routing, validasi form, dan pengujian otomatis. Pengguna melalui angular dapat membuat tampilan web atau aplikasi lebih menarik dan interaktif, karena disediakan pustaka berisi komponen UI untuk tombol, form dan tabel. 

Baca juga : Ini dia! 10 Aplikasi Pemrograman Android yang Cocok untuk Pemula

3. Vue.js

Vue.js merupakan frontend javaScript framework untuk membangun website dan UI. Umumnya Vue.js digunakan untuk membuat Single-Page-Application (SPA). Serta mudah diintegrasikan dengan projek yang sudah ada menggunakan CDN . 

Penggunaan Vue CLI  bisa dilakukan dengan menginstalnya melalui npm atau yarn. Untuk penggunaanya dalam frontend framework menggunakan virtual DOM sehingga tampilan UI bisa berubah sesuai kebutuhan. Vue juga memiliki ukuran file yang lebih kecil daripada framework lainnya dan membuat proses loading web menjadi cepat. Dokumentasi dari Vue.js juga lebih lengkap, sehingga pengembang dipermudah dalam mempelajarinya.

Contoh kasus penggunaan Vue.js : penggunaan Vue.js cukup populer oleh perusahaan terkenal seperti Adobe, Netflix dan Facebook.  Untuk Adobe yang menawarkan produk dalam bentuk portofolio membuat situs web dan ingin mempertahankan pengalaman dan kinerja pengguna. Sehingga Adobe memutuskan menggunakan Vue.js dan memigrasikan basis kode yang ada dengan lancar.  Sementara Netflix memanfaatkan Vue.js untuk membangu antarmyka streaming film. Adapun Facebook menggunakan Vue.js dan menjadikannya sebagai bagian dari News Feed

Java Fundamental

4. Ember.js

Ember.js sebagai fronted framework berjenis MVVM dikembangkan oleh Yehuda Ketz sejak 2011, dengan bahasa javaScript. Meski terkesan sulit untuk dipelajari, Ember.js memiliki keunggulan dapat memenuhi kebutuhan pengembangan website dan mobile app dengan berbagai fitur unggulan. 

Fitur-fitur utama dari Ember.js meliput ekosistem besar dengan menyediakan berbagai template, alat dan plugin untuk mengurangi jumlah baris kode, meningkatkan kinerja sampai menambah fungsionalitas. Juga ada modul fastboot js yang mempercepat sisi server serta meningkatkan performa UI. 

5. Svelte

Svelte diluncurkan tahun 2016 sebagai salah satu frontend framework terbaru. Selain kebaruan Svelte juga memiliki perbedaan karena tidak bergabung pada framework atau library melainkan sebuah compiler. Svelte menggabungkan ketiga elemen mulai dari compiler berbasis javaScript, HTML, dan CSS dengan baik. 

Kelebihan Svelte cocok digunakan oleh pengguna yang membangun proyek dengan skala kecil dengan jumlah pengembang terbatas. Sebab, Svelte dalam penggunaannya dalam pengembangan web terkesan sederhana dan ringan sebab memanfaatkan library javaScript yang sudah ada. Karena digunakan dengan skala kecil, Svelte memiliki performa lebih cepat dan aturan penulisan juga minimalis. 

Baca juga : Menggunakan Spring Framework dalam Pengembangan Java Web

6. Backbone.js

Jeremy Ashkenas di tahun 2010 berhasil mengembangkan Backbone.js menjadi salah satu frontend framework dan masuk menjadi framework, dengan kategori framework open source dirilis dengan lisensi software MIT. JavaScript juga menjadi bagian dari Backbone.js dengan kemampuan yang membangun Single Page Applications (SPA) dengan lancar, di tengah aturan penulisan kodenya yang sederhana. 

Contoh penggunaan Backbone.js dalam proyek web : Trello salah satu aplikasi yang menggunakan Backbone.js, seperti Bacbone Model dan Views. Selain itu pengembang juga membangun cache model sisi klien. Hal tersebut dilakukan untuk pembaruan agar lebih cepat dan penggunaan kembali kode yang efisien. 

7. Meteor

Meteor.js memiliki keunikan yang bisa membangun aplikasi web bersifat real-time. Meteor.js memiliki kelebihan dan manfaat saat digunakan mulai dari mudah untuk dipelajari, fleksibel karena bisa bekerja dengan berbagai jenis database seperti MongoDB dan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi dengan banyak jenis mulai dari e-commerce, sosial media dan real time. 

8. Aurelia

Aurelia sebagai frontend framework dalam modulnya menyediakan mulai dari komponennya yang kaya, komposisi UI yang dinamis, rangkaian plugin ekstensif. Dilengkapi dengan alat yang komprehensif. Hal tersebut dibuat agar pengguna dapat membangun pengalaman front-end, berupa menargetkan browser, desktop ataupun seluler. 

Fungsi Aurelia tidak jauh-jauh dari kelengkapannya salah satunya tersedianya CLI  untuk membuat sekaligus membangun proyek, plugin VS Code, plugin browser untuk debugging. Tentu berbagai penawaran didalamnya tergantung penggunaan si pengguna, karena Aurelia disusun agar pengguna bisa menukar detail apapun agar bisa menjamin fleksibilitas maksimum.

Baca juga : Pengenalan Kotlin: Bahasa Pemrograman Unggulan untuk Aplikasi Android

9. Flutter

Flutter digunakan untuk pengembangan fronted dalam aplikasi mobile melalui pengembangan aplikasi native dan lintas platform. Tentu hal tersebut karena flutter memiliki berbagai kelebihan dalam penggunaannya, pertama; mulai dari penggunaan bahasa pemrograman Dart dan dikompilasi menjadi kode mesin. Kedua; rendering yang cepat, bisa disesuaikan dan tidak kalah nya konsisten. Hal itu dilakukan dengan menggunakan pustaka grafis Skia sumber terbuka milik Google agar bisa me-render UI. Ketiga; bagi developer fluter termasuk alat yang ramah. Kenapa demikian? Karena dengan alat seperti hot reload, developer bisa melihat bagaimana perubahan kode tanpa kehilangan status. Gambaran lain, seperti pemeriksaan widget yang memudahkan dalam memvisualisasikan serta memecahkan masalah tata letak dari pada UI. 

10. jQuery

jQuery adalah salah satu library JavaScript yang telah ada sejak tahun 2006. Meskipun secara teknis bukan merupakan sebuah framework, jQuery tetap relevan dan banyak digunakan untuk membuat website, mobile app, dan desktop app.

Fungsinya utama adalah untuk memanipulasi CSS dan DOM guna menciptakan pengalaman pengguna yang lebih interaktif. Tidak hanya itu, jQuery menjadi terkenal karena kemudahannya dalam penggunaan dan didukung oleh komunitas yang besar dan berpengalaman. Front end framework ini cocok digunakan bagi kamu yang hendak membuat aplikasi desktop berbasis JavaScript atau ingin membangun website interaktif yang dapat berjalan di berbagai jenis browser.

Baca juga : Perbedaan antara Hacker, Cracker, Phreaker, dan Defacer

Kesepuluh frontend framework menawarkan berbagai kemudahan untuk developer. Developer bisa memilih kerangka kerja seperti apa yang diinginkan, terpenting developer harus mengetahui dan lebih mengenal web atau aplikasi yang ingin dikembangkan. Karena dengan mengenal karakter, bisa mencocokkan frontend framework yang seperti apa bisa untuk digunakan. 

 

Siap untuk membangun masa depan digital? Sertai program Software Development kami dan pelajari keterampilan pemrograman terbaik, bersama kami kita akan menciptakan perangkat lunak revolusioner yang memimpin industri teknologi!

 

Referensi:

https://www.infanthree.com/memahami-framework-meteor-js/

https://www.dewaweb.com/blog/front-end-framework/

https://sis.binus.ac.id/2023/05/02/macam-macam-framework-pada-front-end-developer/

https://www.niagahoster.co.id/blog/front-end-framework/

https://aurelia.io/docs/overview/what-is-aurelia/

https://aws.amazon.com/id/what-is/flutter/

https://youtu.be/tra0-u6hLTg?si=Q_ZERgVy44SXc83V

https://youtu.be/kcnwI_5nKyA?si=Se5gBufaEpbcjbhm

https://youtu.be/PNfcH7j79MY?si=Osg9sEghV7SpRPiR

 

Rate this post
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.