Framework Backend menjadi kerangka kerja yang membangun pengembangan Web. Lalu mengapa Framework Backend segitu pentingnya dalam pengembangan Web? Sebab di dalam Framework Backend dikenalkan apa itu struktur, standar, dan alat yang dibutuhkan untuk membangun aplikasi Web. Aplikasi Web yang dibangun berdasarkan Framework Backend akan menjadi mudah untuk dikembangkan dan dikelola, serta lebih efisien.
Untuk lebih mengenal apa itu Framework Backend, tidak ada salahnya kamu membaca artikel ini yang membahas 5 Framework Backend paling populer. Framework Backend yang populer biasanya menyediakan beragam keuntungan saat kamu menggunakannya, di antaranya:
1. Express.js
Express.js menjadi salah satu dari 5 Framework Backend populer. Kenapa Express.js yang didirikan di tahun 2010 menjadi salah satu yang populer? Pasti ada alasan dibalik itu. Alasan yang dibangun dari kepopuleran Express.js adalah pengembangan yang dilakukan tim di Node.js membangun Express.js menjadi framework web berbasis Node.js yang membangun aplikasi Web dengan cepat, mudah, menyediakan pendekatan minimalis, dan fleksibel dalam pengembangan server side JavaScript.
Adapun fitur utama yang dimiliki oleh Express.js ialah menjadi salah satu pilihan yang bagus dalam pemrograman. Sebab Express.js menyediakan pendekatan yang minimalis dan fleksibel untuk pengembangan server-side JavaScript.
Hal ini dapat terlihat dalam contoh penggunaan Express.js dalam pengembangan web. Seperti membuat website sederhana menggunakan Express.js dan membuat aplikasi Web berkonsep MVC.
Baca juga : Memahami Perbedaan Antara Pengembangan Frontend dan Backend
2. Django
Django menjadi kerangka kerja yang aman sebagai framework python yang populer digunakan dalam pengembangan Web. Dalam pengembangan Web Django akan berfokus untuk melakukan penggunaan kembali kode untuk meningkatkan kecepatan pengembangan. Hal tersebut berdasarkan prinsip Django untuk Don’t Repeat Yourself (DRY).
Hal yang menjadikan Django populer dalam penggunaanya untuk pengembangan Web adalah sebagai kerangka kerja Python, Django ramah untuk penggunanya. Pengguna yang mempelajari Django akan mudah untuk mempelajarinya. Sebab Django juga menyediakan berbagai fungsi out-of-box.
Kepopuleran Django dapat terlihat dari studi kasus atau proyek terkenal yang menggunakan Django. Seperti instagram dan spotify. Untuk Instagram memanfaatkan Django sebagai bagian integral dari infrastruktur backend. Sehingga, instagram dapat dengan mudah mengelola jutaan pelanggannya. Sedangkan Spotify dikenal sebagai aplikasi yang menyediakan playlist musik dalam penerapannya menggunakan Django untuk menyediakan layanan musik yang bisa diandalkan, agar mendapatkan kepuasan dari pelanggannya.
Baca juga : Software Developer Roadmap: Langkah-langkah untuk Membangun Karir yang Kuat
3. Ruby on Rails
Ruby on Rails diciptakan David Heinemeier Hansson, Rails di tahun 2005 mulai diperkenalkan. Seiring berjalannya waktu semenjak dirilis Ruby on Rails menjadi salah satu dari framework web yang populer. Dalam aktivitas yang dilakukan, Ruby on Rails dikenal sebagai framework pengembangan web open-source, dimana ditulis dalam bahasa pemrograman Ruby.
Filosofi Ruby on Rails juga mengandung beberapa prinsip dan pendekatan utama. Pertama, konvensi daripada konfigurasi yang berarti dengan mengikuti konvensi tertentu pengembang bisa menghindari konfigurasi berlebihan. Rais pun menentukan banyak aspek proyek berdasarkan konvensi secara otomatis. Pengembang juga dimungkinkan untuk bisa fokus pada penulisan kode fungsional daripada menentukan pengaturan.
Kedua, pola desain Model View Controller (MVC) yang memisahkan aplikasi menjadi tiga komponen utama, baik itu berbentuk model, view, controller. Oleh karenanya dalam penerapan MVC dalam Ruby on Rails memudahkan pengembangan dan pemeliharaan aplikasi dengan memisahkan tanggung jawab masing-masing komponen.
Ketiga, Ruby on Rails juga mendukung adanya pendekatan RESTful Routing agar bisa mendefinisikan dan mengelola rute aplikasi. Untuk bisa melakukan hal tersebut, RESTful Routing memanfaatkan HTTP verbs (GET, POST, PUT, DELETE) dan struktur URL yang konsisten untuk menyederhanakan pengelolaan rute.
Sementara itu, Ruby on Rails disamping memiliki filosofi juga terdapat beberapa kelebihan dan keunikan yang membedakannya dari framework lain. Pertama, dilihat dari segi pendekatan konvensi daripada konfigurasi, sehingga melaluinya pengembang dapat menghindari konfigurasi yang berlebihan, dan dapat mempercepat pengembangan serta membuat kode lebih bersih lagi,
Kedua, Ruby on Rails dibangun berdasarkan fokus pada produktivitas pengembang. Ruby on Rails memiliki fitur-fitur berupa scaffolding yang memungkinkan pembuatan menjadi cepat dari bagian-bagian umum dari aplikasi. Maka melalui hal itu akan mempercepat proses pengembangan. Ketiga, Model MVC yang memisahkan aplikasi menjadi komponen-komponen terpisah, sehingga memungkinkan skalabilitas dan pemeliharan lebih baik.
4. Laravel
Bahasa pemrograman beraneka ragam dan industri digital membutuhkan banyak hal jika berkaitan dengan bahasa pemrograman. Salah satunya dalam pengembangan backend menjadikan PHP sebagai salah satu bahasa pemrograman yang banyak dipakai.
Namun, ketika berbicara PHP sebagai salah satu bahasa pemrograman yang memang banyak dipakai dalam pengembangan backend. Maka hal tersebut dapat menjadikan Laravel sebagai salah satu pilihan. Laravel dikenal sebagai kerangka kerja PHP berdasarkan arsitektur MVC.
Kerangka kerja tersebut menawarkan fitur utama dan keunggulan dalam pengembangan Web. Hal ini di antaranya berlaku juga terhadap pemula yang belum begitu paham dengan Laravel, namun pada Laravel disediakan keramahan bagi pemula untuk dapat mudah dipahami, perpustakaan yang luas dan dukungan dari API yang menambah kepopuleran dari Laravel.
Keunggulan lain dari Laravel dalam penggunaanya dapat menyederhanakan pengembangan backend. Kamu juga bisa membangun aplikasi Web modern sambil menyederhanakan pengembangan backend dengan aman.
Pengalaman komunitas dan dukungan juga menjadi alasan dari kepopuleran Laravel. Sebab banyak hal yang mendukung dari Laravel untuk membangun komunitas yang kuat. Pertama; Laravel menyediakan dokumentasi yang baik sehingga bisa membantu pengembang untuk bisa memahami seluk beluk dari Laravel.
Kedua, adanya Laracasts sebagai platform belajar daring yang menawarkan berbagai tutorial video mengenai Laravel dan konsep pengembangan web modern. Hal ini membantu pengembang baru maupun berpengalaman agar bisa meningkatkan keterampilan selagi menggunakan Laravel. Ketiga, Laravel juga menyediakan sistem manajemen paker composer yang kuat, sehingga memungkinkan pengembang berbagi dan mendorong pembuatan serta penggunaan paket-paket. Paket-paket tersebut digunakan bisa dipakai untuk seluruh komunitas dan itu yang memperkaya ekosistem Laravel.
Keempat, Laravel juga memiliki forum resmi di laracasts.com atau discuss. Forum ini sengaja dibuat untuk menjadi wadah bagi pengembang dalam mengajukan pertanyaan, berbagi pengalaman serta memecahkan masalah bersama. Tidak hanya itu, komunitas Laravel seringkali responsif dan saling membantu satu sama lain.
Baca juga : Mengenal Dasar-dasar Pengembangan Back-End dengan PHP, Node.js, dan Python
5. Flask
Armin Ronacher membuat Flask sebagai framework web mikri ditulis dalam bahasa pemrograman Python. Flask sendiri dibuat menjadi lebih ringan, mudah dipahami dan juga fleksibel tentunya. Namun, dibalik rancangan yang lebih ringan, Flask memiliki keunggulan yakni mampu mengembangkan aplikasi web kuat dan efisien.
Flask dalam pengoperasiannya dikenal dengan filosofi dan desain ringan sebagai ciri dari framework web ini. Maka Flask sendiri mengandung prinsip filosofi dan desain berupa mikro, fokus pada inti pengembangan web, tidak membuat pilihan prasyarat dalam pengembangan, memiliki sistem routing yang sederhana, adanya sistem ekstensi yang memungkinkan pengembang menambahkan fungsionalitas tambahan ke dalam proyek dengan mudah, desainnya juga ringan dan cepat, mendukung pendekatan pengembangan modul dan organik, dan adanya dokumentasi yang baik.
Dibalik filosofi, Flask memiliki kelebihan dan situasi ideal dalam penggunaanya. Untuk kelebihan Flask pertama, memiliki keringanan dan kekuatan mikro yang dalam situasi idealnya cocok pada aplikasi web sederhana. Kedua, tidak adanya pilihan prasyarat yang diimpor dan dalam situasi idealnya dapat sesuai untuk proyek-proyek yang membutuhkan fleksibilitas tinggi dan modularitas. Ketiga, dokumentasi yang baik dan adanya pendekatan yang sederhana membuat flask mudah dipelajari dan diimplementasikan. Sehingga dalam situasi ideal bagi pengembang baru bisa mengenal pengembangan Web atau mempunyai keinginan dalam membangun aplikasi Web dengan belajar cepat.
Baca juga : 10 Contoh Program Python Terbaik untuk Mempermudah Pemrograman Anda
Dari penjelasa diatas, Masing framework backend memiliki perbedaan tersendiri. Pertama, untuk Express.js berbahasa JavaScript dan mengikuti model kerangka kerja Node.js. Kedua, Django memakai bahasa pemrograman Python dan arsitektur MVC dalam pendekatan MTV. Ketiga, Ruby on Rails, sesuai namanya menggunakan bahasa pemrograman Ruby dan arsitektur MVC. Keempat, Laravel yang memakai bahasa pemrograman PHP dan arsitektur MVC. Kelima, Flask dalam penggunaannya memakai bahasa pemrograman Python dan arsitektur ringan. Sehingga dalam pilihannya juga menggunakan ekstensi dan pustaka tambahan.
Maka berdasarkan tersebut kamu bisa menggunakan framework backend berdasarkan kebutuhan preferensi yang kamu miliki. Selain itu, sebagai pengembang Web banyak hal yang mendukung kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan. Sebab ada banyak pilihan di dalam framework backend yang bisa kamu gunakan.
Siap untuk membangun masa depan digital? Sertai program Software Development kami dan pelajari keterampilan pemrograman terbaik, bersama kami kita akan menciptakan perangkat lunak revolusioner yang memimpin industri teknologi!
Referensi
- https://www.codepolitan.com/blog/5-framework-backend-terbaik-2022/
- https://youtu.be/dkrjrAkNEEQ?si=_loMbLUf1mZsOBNv
- https://youtu.be/kUNedIDfh_w?si=FNHJBayVridcyznJ