Tren Penggunaan Internet
Selama Bulan Ramadhan
Bulan suci Ramadhan tahun 2020 atau 1441 Hijriah akan segera datang. Tanggal 23 April 2020 Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat melalui video conference dan bisa disaksikan oleh masyarakat secara langsung (streaming). Dalam situasi di bulan suci Ramadhan tahun 2020 ini sangat berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Di tengah situasi pandemi virus corona, masyarakat dihimbau untuk melakukan aktivitas di rumah, baik itu belajar, bekerja, termasuk beribadah. Oleh sebab itu penggunaan internet dan aktivitas secara daring (online) sangat meningkat dan masyarakat pun banyak menggunakan aplikasi untuk video konferensi, bekerja, belajar mengajar dengan menggunakan aplikasi daring (online) seperti Zoom, Microsoft Teams, Skype, dan lain-lain.
Sejarah Teknologi Internet dan Perkembangan Secara Daring (Online)
Sejarah teknologi internet dimulai pada tahun 1969, saat Departemen Pertahanan (DOD) Amerika Serikat mendanai sebuah proyek penelitian jaringan komputer yang dilakukan oleh Advanced Research Projects Agency (ARPA). Penelitian ini bertujuan untuk membangun jaringan komputer berskala nasional (Amerika) yang memungkinkan agen-agen pemerintahan dan militer saling berkomunikasi dan berbagi informasi walaupun masing-masing agen menggunakan tipe jaringan yang berbeda.
Selama tahun 1960-an dan 1970-an, teknologi jaringan komputer semakin berkembang pesat dan maju. Hal ini ditandai dengan adanya LAN (Local Area Network) yaitu jaringan komputer pada area lokal serta jaringan komputer yang lebih besar disebut WAN (Wide Area Network).
LAN dan WAN mampu mempermudah pertukaran informasi antar komputer, akan tetapi informasi tersebut hanya berhenti pada batas-batas jaringan tersebut. Setiap jaringan memiliki teknologi yang berbeda untuk melakukan transfer data, sehingga hanya bisa bekerja pada komputer dengan spesifikasi tertentu saja. Akibatnya, Sebagian besar teknologi LAN dan WAN tidak kompatibel antara yang satu dengan yang lain.
Internet dirancang untuk menghubungkan antar jaringan-jaringan yang berbeda tersebut dan memungkinkan terjadinya pertukaran informasi antar pengguna secara bebas. Hal ini dapat terjadi dengan penambahan satu komputer router yang bertugas menghubungkan antar jaringan yang berbeda. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, diperlukan sebuah protokol yang mengatur bagaimana proses pertukaran data berlangsung. Protokol jaringan terbaru yang digunakan di internet adalah TCP/IP.
Selanjutnya media Online mulai berkembang setelah ditemukannya HTML (Hypertext Markup Language). Sebelum HTML ditemukan, oleh Ted Nelson, seorang ahli sosiologi dari Harvard merupakan penemu konsep hypertext yang menjadi awal untuk penemuan HTML oleh Tim Berners-Lee pada 1990-an. Konsep hypertext bahkan muncul jauh sebelum ARPA yang memulai perjalanan internet. Pemberitaan seperti yang kita ketahui bahwa pada tahun 1950 hingga 1960-an hanya bergantung pada televisi atau pun radio dan media cetak; itu pun bagi publik. Tahun 1970-an, mulai muncul teknologi interaktif untuk berita seperti adanya teletext, videotext, dan komputer. Informasi yang ditampilkan masih sedikit dan harga alatnya pun mahal.
Perkembangan Internet di negara Indonesia
Berbeda dengan Amerika Serikat yang jauh berkembang sejak 1960-an, Indonesia memulai perjalanan perkembangan internet dan media daring (online) pada tahun 1990-an. Awalnya internet merupakan proyek hobi oleh sejumlah orang yang tertarik dengan jaringan komputer. Namun internet mulai mewabah setelah adanya layanan internet komersial pertama, yaitu Indonet pada 1994. Media online juga ikut berkembang bersama dengan layanan internet komersial ini, seperti Republika (www.republika.co.id), Tempo dengan tempointeraktif, dan Kompas (www.kompas.com) dan beberapa media lainnya. Mereka merupakan generasi media online pertama yang hanya memindahkan berita dari cetak ke versi daring (online), kecuali tempointeraktif.
Aktivitas Secara Media Online di Proxsis
Selain melakukan aktivitas secara online Proxsis (proxsisgroup.com) dan tim yang lain tetap semangat dalam menjalankan aktivitas bekerja di tengah situasi pandemi virus corona dengan WFH (Work From Home). Baik itu melakukan konsultasi proyek, audit internal, dan rapat internal dengan klien. Pihak klien pun sangat kooperatif kepada kami – Proxsis – dalam melakukan aktivitas konsultasi proyek. Proxsis juga melaksanakan kegiatan pelatihan dan edukasi seperti seri Interactive Live Distance Learning yang dilakukan secara daring (online) yang dibawakan oleh pembicara yang sangat berpengalaman dari Proxsis Board of Director dan sering dikenal dengan BOD. Salah satu contoh adalah seperti kegiatan Surviving The Covid-19 Outbreak: Evolving Beyond the Business Process in IT Sector, Utilize BCM in Times of Crisis, pelatihan Mastering Excel: The Tips and Tricks, edukasi membangun Remote Office untuk efektivitas dan efisiensi WFH (Work From Home) Solusi Bekerja Jarak Jauh dengan Teknologi Remote Kolaborasi Terintegrasi, serta edukasi Re-Engineering Proses Bisnis, Menyusun SOP, Pemantauan dan Pengukuran Kinerja.
Proxsis mempunyai tips untuk berjualan dengan efektif
Selain dalam hal pelatihan dan edukasi, Proxsis (proxsisgroup.com) mempunyai tips untuk memasarkan dengan efektif. Bagi Anda yang baru terjun di dunia pemasaran, barangkali masih bingung dengan langkah apa yang harus dilakukan untuk mencari calon pembeli atau klien. Berikut di antaranya 7 (tujuh) tips untuk langkah berjualan dengan efektif:
- Prospecting and Qualifying (Menentukan Siapa dan Kualifikasi Calon pembeli atau klien)
- Pre-approach (Pendekatan Awal)
- Approach (Pendekatan)
- Presentation and Demonstration (Presentasi dan Demonstrasi)
- Handling objections (Mengatasi Keberatan)
- Closing (Penutupan)
- Follow-up (Tindak Lanjut)
Untuk itu, Proxsis (proxsisgroup.com) siap memfasilitasi dan bekerja sama dengan Anda dalam berbagai pilihan pelatihan dan edukasi secara online.