BLOG

Perbedaan PMBOK 6 dan PMBOK 7: Apa yang Berubah dan Dampaknya bagi Manajer Proyek?

Perbedaan PMBOK 6 dan PMBOK 7: Apa yang Berubah dan Dampaknya bagi Manajer Proyek?

Jika Anda sedang mempersiapkan ujian PMP, pasti sudah tidak asing dengan Project Management Body of Knowledge (PMBOK). Meski bukan satu-satunya referensi, PMBOK tetap menjadi acuan utama dalam sertifikasi ini. Seiring perkembangan dunia manajemen proyek, panduan ini terus diperbarui untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri.

Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan utama antara PMBOK 7 dan PMBOK 6 serta dampaknya terhadap persiapan ujian PMP. Perubahan ini tidak hanya sekadar pembaruan, tetapi juga mencerminkan evolusi pendekatan dalam mengelola proyek di era modern.  

Seiring bertambahnya jumlah manajer proyek bersertifikasi PMP, PMBOK semakin kokoh sebagai standar global dalam berbagai industri. Studi menunjukkan bahwa pemahaman yang baik terhadap PMBOK berkorelasi dengan tingkat keberhasilan dalam ujian PMP. Jadi, memahami perubahan dalam edisi terbaru sangat penting agar Anda dapat menyesuaikan strategi belajar dengan lebih efektif.

Apa Itu Panduan PMBOK? 

Project Management Body of Knowledge (PMBOK) adalah panduan komprehensif yang dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI). Panduan ini memberikan wawasan mendalam kepada praktisi manajemen proyek tentang praktik terbaik yang dapat diterapkan dalam berbagai proyek.  

PMBOK menjelaskan serangkaian proses, area pengetahuan, alat, dan teknik yang digunakan untuk mengelola proyek secara efektif. Dengan menggunakan panduan ini, manajer proyek dapat mengatur, mengarahkan, dan mengelola proyek mereka dengan lebih terstruktur. 

PMI secara berkala memperbarui PMBOK agar tetap relevan dengan tren industri dan perkembangan teknologi. Oleh karena itu, memahami isi PMBOK sangat penting bagi siapa saja yang ingin meningkatkan keterampilan manajemen proyek mereka atau mendapatkan sertifikasi PMP.  

Baca juga : Apa Itu Project Management Body of Knowledge (PMBOK)?

Perbedaan antara PMBOK 7 dan PMBOK 6  

Panduan PMBOK 7 vs 6: Tinjauan Singkat Perubahan Utama  

Pembaruan PMBOK Guide edisi ke-7 pada tahun 2021 membawa perubahan signifikan dalam cara panduan ini menyajikan konsep manajemen proyek. Perubahan utama yang mencolok adalah peralihan dari pendekatan berbasis proses ke pendekatan berbasis prinsip.

Jika dalam PMBOK 6 pendekatan manajemen proyek masih berfokus pada 49 proses yang terbagi dalam 5 grup proses (Inisiasi, Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian, dan Penutupan), maka dalam PMBOK 7 struktur ini diubah secara drastis. PMBOK 7 kini lebih ringkas, lebih mudah dipahami, dan lebih fleksibel untuk diterapkan dalam berbagai skenario manajemen proyek.  

Selain itu, edisi ke-7 ini tidak lagi mengharuskan penggunaan proses atau alat tertentu secara berurutan. Sebagai gantinya, PMI memperkenalkan 12 prinsip inti yang menjadi pedoman bagi manajer proyek untuk mencapai hasil yang diinginkan, tanpa terikat oleh framework tertentu.  

PMBOK 7 juga semakin*mengakomodasi metodologi agile, berbeda dengan edisi sebelumnya yang lebih berorientasi pada model waterfall atau pendekatan tradisional. Dengan cakupan yang lebih luas ini, PMBOK 7 menjadi lebih relevan bagi berbagai jenis industri, dari teknologi, manufaktur, hingga sektor jasa.  

Mengapa PMI Membuat Perubahan Ini pada PMBOK 7?

Sebelum melakukan perubahan besar pada PMBOK, PMI melakukan riset mendalam dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Survei ekstensif dan diskusi kelompok fokus dilakukan dengan praktisi manajemen proyek, organisasi pelatihan, akademisi, serta komunitas pemimpin proyek dan program di berbagai industri.  

Dari hasil penelitian tersebut, PMI menemukan bahwa pendekatan manajemen proyek telah berkembang secara signifikan. Organisasi tidak lagi hanya mengandalkan metode tradisional, tetapi juga menggunakan pendekatan hibrida (kombinasi tradisional dan agile) atau bahkan sepenuhnya agile. Oleh karena itu, PMBOK 7 dirancang untuk lebih fleksibel dan relevan bagi semua metode yang digunakan saat ini. 

Selain itu, masukan dari komunitas manajemen proyek membantu PMI menetapkan tiga tujuan utama dalam pembaruan PMBOK 7:  

  1. Meningkatkan Kredibilitas dan Relevansi PMBOK
    PMI ingin memastikan bahwa PMBOK tetap menjadi sumber referensi yang dapat dipercaya dan relevan bagi manajer proyek. Panduan ini harus mencerminkan praktik terbaik yang telah terbukti berhasil dalam menyampaikan proyek dan produk di berbagai industri.
  2. Meningkatkan Keterbacaan PMBOK
    PMBOK 6 memiliki lebih dari 800 halaman, dan ada kekhawatiran bahwa menambahkan lebih banyak konten akan membuatnya semakin sulit dipahami. Oleh karena itu, dalam edisi ke-7, informasi disusun dengan lebih ringkas dan langsung ke inti tanpa mengorbankan esensi penting dari manajemen proyek.
  3. Menyediakan Konten Tambahan yang Lebih Praktis
    PMBOK 7 tidak hanya menyajikan teori, tetapi juga memberikan panduan praktis tentang bagaimana konsep-konsep tersebut dapat diterapkan dalam situasi nyata. Dengan demikian, para profesional manajemen proyek dapat lebih mudah memahami dan mengimplementasikan pendekatan terbaru dalam proyek mereka.

Baca juga : Memanfaatkan Kekuatan Cloud Computing untuk Proyek Data Science yang Sukses

Panduan PMBOK 7 vs. 6: Daftar Perubahan Terperinci 

PMBOK 7 membawa perubahan besar dalam pendekatan manajemen proyek dibandingkan PMBOK 6. Fokus bergeser dari metode berbasis proses yang kaku menjadi prinsip-prinsip yang lebih fleksibel dan adaptif. Perubahan ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dalam berbagai lingkungan proyek yang semakin kompleks dan dinamis.  

Transisi dari Pendekatan Berorientasi Proses ke Pendekatan Berbasis Prinsip

Salah satu perubahan paling signifikan dalam Panduan PMBOK Edisi ke-7 adalah fokus yang lebih kuat pada hasil proyek, bukan hanya pada keluaran atau proses yang harus diikuti.  

Di masa lalu, PMBOK 6 sangat bergantung pada pendekatan berbasis proses, yang ditandai dengan 49 proses manajemen proyek yang dikelompokkan dalam 10 Area Pengetahuan dan 5 Kelompok Proses. Pendekatan ini menggunakan ITTO (Input, Tools and Techniques, Outputs) sebagai kerangka kerja utama. Model ini bersifat sangat preskriptif, memberikan langkah-langkah terperinci tentang bagaimana suatu proyek harus dijalankan.  

Contoh dalam PMBOK 6

Sebagai contoh, dalam Manajemen Risiko Proyek di PMBOK 6, terdapat beberapa proses yang harus diikuti:  

  1. Identifikasi Risiko – Menentukan potensi ancaman dan peluang dalam proyek.  
  2. Analisis Kualitatif Risiko – Menilai dampak dan probabilitas setiap risiko.  
  3. Analisis Kuantitatif Risiko – Mengukur dampak risiko dengan pendekatan numerik.  
  4. Perencanaan Respon Risiko – Menyusun strategi mitigasi, transfer, atau penerimaan risiko.  
  5. Pemantauan dan Pengendalian Risiko – Mengawasi perubahan dalam risiko proyek dan menyesuaikan respons. 

Pendekatan ini sangat sistematis, tetapi sering kali dianggap terlalu kaku dan kurang fleksibel dalam menghadapi dinamika proyek yang cepat berubah.  

Pendekatan dalam PMBOK 7

Sebaliknya, PMBOK 7 mengadopsi pendekatan berbasis prinsip, di mana proyek dikelola berdasarkan 12 prinsip utama yang lebih fleksibel. Tidak ada lagi daftar proses yang kaku, melainkan pedoman umum yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan proyek.  

Pendekatan berbasis prinsip ini memberikan keleluasaan bagi tim proyek untuk memilih metode yang paling sesuai, baik itu Agile, Waterfall, Hybrid, atau lainnya.  

Kelebihan: 

  • Lebih fleksibel dan dapat diterapkan dalam berbagai jenis proyek.  
  • Tidak mengikat dengan proses yang kaku, sehingga lebih adaptif terhadap perubahan.  
  • Cocok untuk lingkungan proyek yang dinamis dan inovatif.  

Kekurangan: 

  • Tidak memberikan langkah-langkah detail seperti edisi sebelumnya.  
  • Praktisi pemula mungkin merasa kurang memiliki panduan spesifik.  

PMBOK 7: 12 Prinsip Manajemen Proyek

Seperti yang telah disebutkan, PMBOK 7 memperkenalkan 12 prinsip manajemen proyek, yang berfungsi sebagai pedoman utama dalam pengelolaan proyek. Prinsip-prinsip ini tidak bersifat preskriptif, tetapi bertujuan untuk mengarahkan perilaku dan pengambilan keputusan dalam proyek.  

Berikut adalah 12 prinsip dalam PMBOK 7:  

  1. Menjadi pengelola yang rajin, hormat, dan peduli – Menjalankan proyek dengan tanggung jawab dan etika.  
  2. Menciptakan lingkungan tim proyek yang kolaboratif – Memastikan tim dapat bekerja sama secara efektif.  
  3. Berinteraksi secara efektif dengan pemangku kepentingan – Memahami dan mengelola ekspektasi para pemangku kepentingan.  
  4. Berfokus pada nilai – Mengoptimalkan manfaat dan dampak proyek bagi organisasi.  
  5. Mengenali, mengevaluasi, dan merespons interaksi dalam sistem – Memahami kompleksitas proyek dan faktor-faktor yang memengaruhinya.  
  6. Menunjukkan perilaku kepemimpinan – Bertindak sebagai pemimpin yang memberikan arahan dan inspirasi.  
  7. Menyesuaikan pendekatan berdasarkan konteks – Menggunakan metode yang paling sesuai dengan karakteristik proyek.  
  8. Membangun kualitas dalam proses dan hasil kerja – Memastikan proyek menghasilkan produk atau layanan berkualitas.  
  9. Mengatasi kompleksitas – Menyusun strategi untuk menghadapi tantangan proyek yang rumit.  
  10. Mengoptimalkan respons terhadap risiko – Mengelola risiko secara proaktif untuk meningkatkan peluang keberhasilan proyek.  
  11. Menerapkan adaptabilitas dan ketahanan – Mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan tantangan proyek.  
  12. Memungkinkan perubahan untuk mencapai kondisi masa depan yang diinginkan – Menerapkan inovasi dan perbaikan berkelanjutan.  

PMBOK 7 memberikan pendekatan yang lebih fleksibel dan adaptif dibandingkan PMBOK 6. Dengan menggantikan model berbasis proses dengan prinsip-prinsip universal, PMBOK 7 lebih relevan untuk berbagai jenis proyek, terutama di lingkungan yang terus berubah. Namun, bagi praktisi yang terbiasa dengan pedoman yang lebih struktural, perubahan ini mungkin memerlukan penyesuaian dalam cara mereka mengelola proyek.  

Baca juga : Kupas Tuntas PMBOK: Definisi, Isi Dalamnya, dan 10 Area Pengetahuan Utama Manajemen Proyek (PMBOK)

Pengenalan Konsep Sistem Pengiriman Nilai

Salah satu perubahan paling signifikan dalam Panduan PMBOK edisi ke-7 adalah pengenalan konsep sistem penyampaian nilai. Dalam pendekatan baru ini, proyek tidak hanya dipandang sebagai cara untuk menghasilkan deliverables, tetapi juga sebagai sistem yang memberikan nilai strategis bagi organisasi.  

Organisasi tidak hanya menciptakan nilai melalui operasi rutin, tetapi juga melalui proyek, program, dan portofolio. Dengan kata lain, proyek merupakan bagian dari sistem yang lebih besar, seperti sistem organisasi.  

Sebagai contoh, dalam industri konstruksi, minyak dan gas, atau farmasi, masing-masing memiliki sistem peraturan dan praktik yang unik. Selain itu, faktor geografis juga membentuk sistem dengan kondisi spesifiknya sendiri. Oleh karena itu, proyek kini dipandang dalam konteks sistem yang lebih luas dan tidak hanya berdiri sendiri.  

Pendekatan ini membuat Panduan PMBOK edisi ke-7 tidak lagi menekankan 10 Area Pengetahuan, melainkan lebih berfokus pada delapan domain kinerja yang lebih fleksibel dalam mengelola proyek secara strategis. Topik ini dibahas dalam Bab 2 PMBOK 7, halaman 7-11.  

Penyesuaian Konten PMBOK 7

PMBOK 7 memperkenalkan satu bab khusus yang membahas tentang cara menyesuaikan proyek berdasarkan organisasi dan konteks kerja. Ini berbeda dari PMBOK 6, di mana aspek penyesuaian hanya disebutkan secara singkat dalam bagian awal bab Area Pengetahuan.  

Yang menarik, PMBOK 7 tidak berpihak pada metodologi tertentu, baik itu prediktif (tradisional) maupun agile. Panduannya lebih bersifat netral dan memberikan pertimbangan yang relevan bagi berbagai lingkungan proyek.  

Bagi organisasi yang telah memiliki Project Management Office (PMO) atau panduan internal, konten ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan aturan yang sudah ada, tetapi lebih sebagai referensi tambahan. Hal ini membantu praktisi manajemen proyek untuk menyesuaikan metode dan pendekatan mereka dengan lebih baik.  

Model, Metode, dan Artefak dalam PMBOK 7

PMBOK 7 memperkenalkan bagian baru tentang model, metode, dan artefak, yang menggantikan pendekatan lama yang berfokus pada ITTO (Inputs, Tools, Techniques, and Outputs) dalam PMBOK 6.  

Sebelumnya, dalam PMBOK 6, ITTO digunakan untuk menggambarkan bagaimana suatu proses bekerja dalam setiap Area Pengetahuan. Namun, dalam PMBOK 7, model, metode, dan artefak tidak lagi sekadar dipetakan ke dalam proses tertentu, tetapi dikelompokkan berdasarkan tujuan atau hasil yang ingin dicapai.  

Dengan pendekatan ini, tim proyek memiliki fleksibilitas lebih besar dalam memilih alat dan teknik yang paling sesuai dengan kebutuhan proyek mereka.  

Area Pengetahuan PMBOK 6 vs. Domain Kinerja PMBOK 7

Salah satu perubahan paling mencolok dalam PMBOK 7 adalah peralihan dari 10 Area Pengetahuan (PMBOK 6) ke 8 Domain Kinerja.  

Menurut PMI, pendekatan ini didasarkan pada pandangan sistem, yang berarti bahwa proyek harus dikelola secara menyeluruh sebagai sistem yang terintegrasi. Domain kinerja adalah sekumpulan aktivitas terkait yang sangat penting untuk mencapai hasil proyek yang efektif.  

Jika dalam PMBOK 6 proyek dikelola dengan pendekatan berbasis proses, di PMBOK 7 pendekatannya lebih fleksibel:  

  • Fokus pada hasil proyek, bukan hanya prosesnya 
  • Proses dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan proyek
  • Lebih adaptif untuk berbagai metodologi (Agile, Hybrid, Prediktif) 

Dengan kata lain, PMBOK 7 lebih berorientasi pada tujuan daripada mengikuti langkah-langkah proses secara ketat. Ini memungkinkan tim proyek untuk lebih fleksibel dan strategis dalam mencapai kesuksesan proyek.  

Panduan PMBOK 7 membawa perubahan besar dalam cara manajemen proyek dipahami dan diterapkan. Fokusnya telah bergeser dari pendekatan berbasis proses ke pendekatan berbasis prinsip dan nilai, yang lebih fleksibel, strategis, dan dapat disesuaikan.  

Beberapa perubahan utama meliputi:  

  • Pendekatan sistem penyampaian nilai yang lebih luas  
  • Penyesuaian proyek berdasarkan konteks organisasi  
  • Model, metode, dan artefak yang lebih fleksibel  
  • Peralihan dari 10 Area Pengetahuan ke 8 Domain Kinerja 

Dengan perubahan ini, manajemen proyek kini lebih dinamis, adaptif, dan selaras dengan strategi bisnis organisasi.

Baca juga : Mau Jadi Expert Keamanan Siber? Begini Cara Sertifikasi CEH Membuka Pintu Karier Internasional

Pembaruan Draf di PMBOK 8: Perubahan Utama dari PMBOK 7

Project Management Institute (PMI) baru-baru ini merilis versi draf Panduan PMBOK Edisi ke-8 dan membuka kesempatan bagi komunitas manajemen proyek global untuk memberikan masukan. Periode komentar publik ini berlangsung dari 20 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025, dan siapa pun dapat berpartisipasi melalui situs web PMI.

Inisiatif ini mencerminkan komitmen PMI dalam menciptakan proses yang lebih inklusif, transparan, dan berbasis komunitas. Dengan melibatkan para profesional manajemen proyek, PMI berupaya menyempurnakan dan meningkatkan kualitas PMBOK 8 berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan.

Artikel ini akan mengulas pembaruan paling signifikan dalam PMBOK 8, membandingkannya dengan PMBOK 7, serta membahas dampak potensialnya terhadap praktik manajemen proyek dan ujian PMP.

Pembaruan Utama dalam PMBOK 8

1. Kembalinya Proses dalam Manajemen Proyek

Salah satu perubahan terbesar dalam PMBOK 8 adalah pengembalian proses manajemen proyek yang sempat dihilangkan dalam PMBOK 7. Meskipun PMBOK 7 memperkenalkan 12 prinsip manajemen proyek dan domain kinerja, hilangnya proses menyebabkan kesenjangan bagi para profesional yang mengandalkan langkah-langkah terstruktur dalam mengelola proyek.

Sebagai respons terhadap kritik, PMI kemudian merilis buku Process Groups: A Practice Guide sebagai pelengkap PMBOK 7, yang mengembalikan konsep proses dari PMBOK 6. Kini, dalam PMBOK 8, PMI tampaknya menggabungkan pendekatan prinsip dan domain kinerja dari PMBOK 7 dengan struktur berbasis proses dari PMBOK 6.

Meskipun draf awal menunjukkan pengembalian proses, masih perlu dilihat bagaimana versi final PMBOK 8 akan mengakomodasi masukan dari komunitas.

2. Definisi Baru tentang Proyek

PMBOK 8 juga memperkenalkan definisi proyek yang diperbarui. Sebelumnya, proyek didefinisikan sebagai:

> “Usaha sementara yang dilakukan untuk menciptakan produk, layanan, atau hasil yang unik.”

Definisi baru dalam PMBOK 8 menyatakan:

> “Inisiatif sementara dalam konteks unik yang dilakukan untuk menciptakan nilai.”

Meskipun konsep inti tetap sama, perubahan ini menekankan bahwa tujuan utama proyek bukan hanya menghasilkan output, tetapi menciptakan nilai bagi pemangku kepentingan.

3. Penekanan pada Konsep “Nilai”

PMBOK 8 memberikan penekanan lebih besar pada konsep “nilai”, mengikuti tren dalam beberapa edisi terakhir. Fokus ini menegaskan bahwa proyek harus berkontribusi terhadap keberlanjutan bisnis, manfaat strategis, dan kepuasan pemangku kepentingan.

Namun, beberapa kritikus mencatat bahwa penyebutan “nilai” yang terlalu sering dalam draf PMBOK 8 dapat terasa berlebihan. Meski konsepnya penting, ada kekhawatiran bahwa fokus yang terlalu intens dapat mengaburkan aspek teknis dan praktis dari manajemen proyek.

4. Konsolidasi Prinsip Manajemen Proyek

PMBOK 7 memperkenalkan 12 prinsip manajemen proyek, tetapi dalam PMBOK 8 jumlahnya dikurangi menjadi 6 prinsip inti. Langkah ini tampaknya bertujuan untuk menyederhanakan dan membuat prinsip lebih mudah diterapkan, tetapi masih menjadi perdebatan di komunitas manajemen proyek apakah penyederhanaan ini akan berdampak positif atau justru menghilangkan elemen penting.

PMBOK 8 memperkenalkan perubahan signifikan dengan menggabungkan pendekatan berbasis prinsip dan domain kinerja dari PMBOK 7 dengan proses yang sebelumnya ada dalam PMBOK 6. Perubahan utama meliputi:

  • Kembalinya proses dalam manajemen proyek
  • Perubahan definisi proyek dengan fokus pada nilai
  • Peningkatan penekanan pada konsep “nilai” dalam proyek
  • Konsolidasi prinsip manajemen proyek dari 12 menjadi 6

Perubahan ini menunjukkan bahwa PMI terus beradaptasi dengan kebutuhan industri yang semakin dinamis. Namun, versi final PMBOK 8 masih dapat mengalami revisi berdasarkan umpan balik dari komunitas manajemen proyek selama periode komentar publik.

Bagi para profesional yang bersiap untuk sertifikasi PMP atau yang ingin meningkatkan keterampilan mereka dalam manajemen proyek, memahami pembaruan dalam PMBOK 8 akan menjadi langkah penting dalam menghadapi tantangan proyek masa depan.

Baca juga :  Menguasai Oracle Data Warehousing: Panduan Lengkap untuk Implementasi dan Manajemen

Kesimpulan

Secara keseluruhan, perubahan dari PMBOK 6 ke PMBOK 7 mencerminkan evolusi manajemen proyek yang semakin dinamis dan adaptif. PMBOK 7 menggantikan pendekatan berbasis proses dengan pendekatan berbasis prinsip, memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi praktisi dalam mengelola proyek sesuai dengan konteks dan kebutuhan masing-masing. Dengan menghilangkan struktur 49 proses dan menggantikannya dengan 12 prinsip inti, PMBOK 7 lebih relevan untuk berbagai metodologi, termasuk Agile, Waterfall, dan Hybrid. Perubahan ini juga membantu manajer proyek agar lebih berfokus pada pencapaian nilai dan hasil yang diinginkan, bukan hanya mengikuti prosedur yang kaku.  

Bagi calon pemegang sertifikasi PMP, pemahaman tentang PMBOK 7 sangat penting agar dapat menyesuaikan strategi belajar dengan pendekatan terbaru. Meskipun tidak lagi memberikan langkah-langkah detail seperti PMBOK 6, panduan ini tetap menawarkan wawasan mendalam tentang praktik terbaik dalam manajemen proyek. Dengan fokus pada fleksibilitas, kolaborasi, dan adaptasi terhadap perubahan, PMBOK 7 menjadi alat yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan proyek di era modern. Oleh karena itu, memahami perbedaan utama antara kedua edisi ini akan membantu profesional manajemen proyek dalam meningkatkan kompetensi dan daya saing mereka di industri.

Rate this post
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.