BLOG

Trend Digital : E-commerce, Online Shopping dan Social Media

Indonesia secara cepat muncul sebagai pangsa pasar digital terbesar di Asia Tenggara, dengan pengguna media social yang mencapai angka 73 Juta dan angka tersebut diproyeksikan akan menembus 100 Juta dalam waktu 3 tahun (Statistia, 2013).

Facebook sejauh ini merupakan media social paling popular di Asia Tenggara, dengan angka partisipasi pengguna aktif mulai dari 66% hingga 92% dimana Indonesia berada di tengah-tengah dengan angka partisipasi 80% (ComScore, 2013). Indonesia memimpin dalam hal penggunaan twitter dimana sekitar 26% dari pengguna aktif jejaring internet memiliki akun twitter, diatas Filipina dan Malaysia yang mencatatkan angka 20% dan 16% masing-masing.
Sebagai tambahan dari penggunaan media social, daerah Asia Tenggara juga dikenal sebagai pangsa pasar untuk aplikasi pesan bagi smartphone. Aplikasi popular seperti whatsap, Line, WeChat dan BBM memiliki jutaan pengguna aktif di daerah ini.

Selain menghubungkan para konsumen, media social juga muncul sebagai komponen inti bagi bisnis. Bagan di bawah ini menunjukkan bahwa rata-rata 62% dari pengguna media social aktif di seluruh ASEAN menggunakan media social untuk mengambil keputusan dalam membeli sebuah barang.

Salah satu contoh HijUp bertumbuh lewat penjualan digital. HijUp adalah bisnis e-commerce untuk busana muslim pertama di Indonesia. Menurut Direktur Utama Diajeng Lestari, teknologi digital memainkan peran penting dalam membantu bisnis berkembang. ‘Bukan cuma warga Indonesia yang menonton video HijUp’ – lebih dari 30% berasal dari luar Indonesia seperti Malaysia, Dubai dan Maroko. Menurut Diajeng, salah satu manfaat dari teknologi online adalah memberikan kesempatan untuk menjangkau pasar internasional tanpa kesulitan. “HijUp mempunyai kesempatan untuk memamerkan budaya Indonesia kepada Negara ASEAN lainnya.” ujar Diajeng. Sekitar 20% dari pendapatan HijUp berasal dari ekspor ke negara ASEAN lainnya.

Kemitraan yang kuat antara swasta dan pemerintah akan membantu banyak UKM dan star up di Indonesia. Bisnis e-commerce yang inovatif menggunakan teknologi digital seperti HijUp untuk berbagi informasi dan solusi, merupakan contoh yang baik dari keterlibatan sector swasta dalam pengembangan UKM.

Memperluas pembayaran elektronik (e-payments) pada bisnis e-commerce akan meningkatkan kemudahan, kenyamanan, kecepatan transaksi dan kepercayaan pada bisnis e-commerce ini. Sehingga memperluas system pembayaran alternatif dan meningkatkan volume transaksi digital di Indonesia. Fokus pemerintah dan swasta harus memastikan bahwa system pembayaran elektronik harus secure (aman), mudah diakses dan dapat diandalkan 24/7. Hal ini akan membangun kepercayaan konsumen e-commerce yang lebih besar lagi dan meningkatkan volume dan transaksi e-commerce serta sehingga berdampak kepada volume dan transaksi menggunakan system pembayaran elektronik.

Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan roadmap e-commerce sebagai program nasional tahun 2016 untuk menghadapi perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Dengan peta jalan e-commerce ini Pemerintah Indonesia memiliki visi untuk menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kapasitas digital ekonomi terbesar di ASEAN pada tahun 2020. Indonesia adalah salah satu pengguna internet terbesar di dunia, mencapai 93,4 juta orang dan pengguna telepon pintar (smartphone) mencapai 71 juta orang. Dengan potensi yang begitu besar, pemerintah menargetkan bisa tercipta 1.000 technopreneurs dengan valuasi bisnis sebesar USD 10 miliar dengan nilai e-commerce mencapai USD 130 miliar pada tahun 2020. Peta jalan e-commerce ini sekaligus dapat mendorong kreasi, inovasi, dan invensi kegiatan ekonomi baru di kalangan generasi muda. Salah satu cara adalah memberikan kepastian dan kemudahan berusaha dalam memanfaatkan e-commerce dengan menyediakan arah dan panduan strategis untuk mempercepat pelaksanaan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik pada periode 2016-2019,

Berkembangnya ekonomi digital dan e-commerce merupakan peluang yang penting bagi Indonesia. Untuk mendukung pertumbuhan ini, Indonesia membutuhkan platform dalam jasa perbankan dan keuangan yang lebih kuat untuk memfasilitasi transaksi online. Ini dapat diatasi melalui perbankan tanpa cabang (branchless) dan penyelesaian transaksi menggunakan system pembayaran online.

Sumber: proxsisgroup.com

Rate this post
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.