Penyakit AIDS dan virus HIV yang diketahui belum ada obatnya hingga saat ini, rupanya dapat ditanggulangi dengan teknologi informatika dan komunikasi. Oleh para ilmuwan, metode ini disebut Ā sebagai e-health, yang merupakan kunci dalam meningkatkan efisiensi dalam pengobatan pasien.
Dalam penerapannya, teknologi internet mampu membantu orang-orang di pelosok atau daerah terpinggirkan untuk mengakses infomasi tentang pencegahan HIV atau tindakan yang harus dilakukan. Di samping itu rekam medis secara elektronik dapat menguatkan kepedulian terhadap HIV/AIDS dengan mendapatkan informasi pasien secara akurat dan tepat waktu.
Praktik pengobatan yang dilakukan dengan telepon selular pintar biasa disebut dengan M-Health singkatan dari mobile-health. Organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa ponsel pintar dapat dilakukan untuk menganggulangi suatu penyakit yaitu dalam memonitor kesehatan pasien, membantu kebutuhan pengobatan pasien dan praktik pengobatan untuk masyarakat umum.
Di masa sekarang, media sosial merupakan sebuah terobosan tekonologi komunikasi yang berguna bagi khalayak yang terkena HIV/AIDS . Melalui media sosial, siapapun dapat berbagi informasi tentang apa yang terjadi padanya agar menjadi pelajaran bagi orang lain, atau berupa kampanye untuk mendapatkan perlakuan yang adil dari masyarakat luas.
Adanya Facebook, TwitterĀ maupun Youtube, menjadi sebuah kesempatan bagi siapapun untuk diskusi tentang HIV/AIDS dan penanggulangannya. Bahkan, pemahaman tentang pencegahannya agar tidak terjadi dan tersebar semakin luas. Siapapun dapat memanfaatkan media sosial tersebut, terutama pihak-pihak yang memiliki gerakan mulia untuk menanggulangi HIV dan merangkul para penderitanya.
Selain media sosial, penerapan teknologi dalam kesehatan dapat dilakukan dalam hal pengontrolan proses pengobatan. Misalnya, sebuah aplikasi yang mengatur agar penderita HIV/AIDS dapat hidup teratur dengan pengobatan antiretroviral yang dilakukan secara berkala dan harus terus diawasi. Dengan demikian, pihak rumah sakit atau pekerja medis dapat mengevaluasi data dan kebutuhan pasien tersebut.
Saat ini, sebenarnya praktik tersebut sudah dilakukan. Yaitu dengan media penyampaian pesan seperti aplikasi WhatsApp, atau setidaknya dengan pesan singkat short message service (SMS). Untuk tujuan yang sama dapat dipakai juga teknologi yang lebih expert, seperti memanfaatkan electronic health records (EHR). Alat ini digunakan oleh pihak medis untuk meningkatkan kualitas perawatan dan mengetahui sertai memahami kondisi kesehatan yang diikuti dengan efektivitas intervensi pengobatan.
Ada juga penggunaan teknologi yang dilakukan karena mengefisiensikan waktu dan tenaga akibat jarak lokasi antara pasien dengan rumah sakit atau pelaku medis. Praktik ini disebut dengan telehealth, dan dilakukan dengan cara video call. Sama seperti WhatsApp atau SMS, namun memberikan energi psikologis yang lebih karena adanya tatap wajah antara pihak medis dengan pasien.
Yang lebih besar lagi, teknologi yang digunakan untuk memeroleh data survey tentang keluhan dan pengetahuan masyarakat akan informasi mengenai HIV/AIDS disertai penanggulangannya. Jika dilakukan secara massal, dapat memanfaatkan teknologi āBig Dataā seperti yang diterapkan oleh perusahaan aplikasi penyedia jasa angkutan online atau e-commerce. Jika hanya butuh data yang tidak begitu banyak, dapat juga dilakukan hanya dengan survey melalui Google.
Di luar hal-hal tersebut, penggunaan teknologi juga dilakukan untuk penanggulangan HIV/AIDS melalui informasi yang disematkan pada video games, atau disebut dengan gamification. Serta, penerapan websites yang juga untuk sarana informasi dan pengaduan tentangĀ HIV/AIDS.
Dapat disimpulkan, dari semua penggunaan e-health untuk penanggulangan HIV tersebut, teknologi informasi dan komunikasi sangat bermanfaat untuk menguatkan mental para pasien. Dengan adanya teknologi tersebut, pasien akan terhindar dari prilaku diskriminatif yang melemahkan kondisi psikologis dan psikisnya. Serta, mereka akan mendapat dukungan semangat dari banyak pihak, baik sesame penderita ataupun orang-orang yang tidak menderitanya.
Begitu juga dengan non-penderita HIV, agar lebih mawas diri sehingga terhindar dari terjangkitnya virus HIV dan penyakit AIDS, karena bisa belajar dari informasi yang beredar melalui berbagai macam media telekomunikasi.
Ternyata, perkembangan teknologi benar-benar telah membantu banyak lini ya Fams. Kamu pun pasti bisa melakukan perubahan berdampak dengan kemajuan teknologi ini. Kamu bisa membagi konten-konten berfaedah melalui media social yang kamu miliki dan mengedukasi banyak orang. Kamu juga bisa membuat aplikasimu sendiri. Tidak tahu caranya? Jangan takut. Hemera Academy akan siap membantumu.
Sumber: avert.org